Mempunyai banyak pesona,setia dan memikat manusia
Karena pesonanya, burung kiwi menjadi mascot nasioanal Negara New Zealand.
Karena pesonanya, burung kiwi menjadi mascot nasioanal Negara New Zealand.
Kata kiwi digunakan sebagai nama binatang dan buah. Kiwi di gunakan sebagai nama buah karena buahnya itu punya banyak bulu lembut seperti hewan kiwi. Coba saja anda perhatikan tekstur bulu dari hewan kiwi. Mirip sekali dengan buah kiwi.
Hewan yang setia dan romantis
Hewan kiwi adalah hewan yang sangat romantis dan setia. Coba saja kalian bayangkan, mereka hanya kawin dengan satu pasangan saja. Mereka berjanji dalam tali pernikahan, bahwa mereka akan bertemu setiap tiga hari sekali (wow... romantis banget!). Kiwi tidak kencan di sembarang tempat, mereka akan kencan di dalam sangkarnya. Dan jika mereka sedang saling kangen, pada malam hari mereka akan saling memanggil. (so sweet...)
Istri yang sholihah
Kiwi betina adalah hewan yang sangat tegar dan kuat. Ukuran kiwi betina hampir sama dengan ayam biasa. Namun betina kiwi sanggup bertelur yang besar telurnya enam kali dari telur ayam. telurnya sangat besar. Betapa kuatnya ibu kiwi mengorbankan seluruh tenaganya untuk telur itu. Beratnya sampai satu seperempat kali dari berat badannya sendiri Rata-rata ibu kiwi mampu bertelur 100 kali seumur hidupnya. Mengagumkan bukan...
Suami yang sholih
Saat telur keluar, kiwi jantan (di sini kita sebut pak kiwi ya...hehehe) mengambil alih tugas bu kiwi untuk mengeraminya. Bu kiwi istirahat terlebih dahulu untuk bergantian tugas mengeami telur itu. Pak kiwi mengerami telur si cabang bayi selama 11 hari. Ketika bu kiwi datang lagi untuk bertelur, terpaksa pak kiwi menunggu di sarang dan hanya keluar kadang-kadang saja. Dari sekian lama waktu ia menunggu, sampai-sampai badannya kurus. Dia rela menjaga sang istri dan calon anaknya. Pak kiwi benar-benar suami yang setia.
Teman-teman sekalian, dari cerita kiwi di atas dapat di simpulkan bahwa dalam setiap hubungan memerlukan kesetiaan dan kepercayaan. Bagaimana kita dapat saling menguatkan, mengasihi disaat keadaan hubungan itu sedang suka maupun duka.
ibu kiwi dan bapak kiwi sangat kompak dan saling membantu dalam tugas mereka. Mereka tidak pernah lengah walau keadaan mereka sangat lemah. Mereka saling memberi kepercayaan satu sama lain. Mereka bisa saling setia dengan mengisi kekurangan satu sama lain.
Teman-teman...
Cerita di atas bisa menjadi sebuah pelajaran untuk kita semua. Cerita tentang kiwi itu fakta lho... hehehe
Itu patut di contoh untuk kehidupan rumah tangga kita nantinya. Bagaimana istri dengan suami saling setia di saat suka maupun duka. Dan menjadi contoh suami yang teladan serta istri yang sholihah. Begitu bahagianya jika nanti kita seperti itu.
Oleh karena itu... mulai dari sekarang kita harus melatih diri kita untuk menjadi para calon istri dan suami yang baik. (hehehehe)
Tidak hanya dalam rumah tangga, dalam hubungan petemananpun seperti itu. Tidak akan menyatu bila tidak adak rasa saling percaya dan setia..
Hewan yang setia dan romantis
Hewan kiwi adalah hewan yang sangat romantis dan setia. Coba saja kalian bayangkan, mereka hanya kawin dengan satu pasangan saja. Mereka berjanji dalam tali pernikahan, bahwa mereka akan bertemu setiap tiga hari sekali (wow... romantis banget!). Kiwi tidak kencan di sembarang tempat, mereka akan kencan di dalam sangkarnya. Dan jika mereka sedang saling kangen, pada malam hari mereka akan saling memanggil. (so sweet...)
Istri yang sholihah
Kiwi betina adalah hewan yang sangat tegar dan kuat. Ukuran kiwi betina hampir sama dengan ayam biasa. Namun betina kiwi sanggup bertelur yang besar telurnya enam kali dari telur ayam. telurnya sangat besar. Betapa kuatnya ibu kiwi mengorbankan seluruh tenaganya untuk telur itu. Beratnya sampai satu seperempat kali dari berat badannya sendiri Rata-rata ibu kiwi mampu bertelur 100 kali seumur hidupnya. Mengagumkan bukan...
Suami yang sholih
Saat telur keluar, kiwi jantan (di sini kita sebut pak kiwi ya...hehehe) mengambil alih tugas bu kiwi untuk mengeraminya. Bu kiwi istirahat terlebih dahulu untuk bergantian tugas mengeami telur itu. Pak kiwi mengerami telur si cabang bayi selama 11 hari. Ketika bu kiwi datang lagi untuk bertelur, terpaksa pak kiwi menunggu di sarang dan hanya keluar kadang-kadang saja. Dari sekian lama waktu ia menunggu, sampai-sampai badannya kurus. Dia rela menjaga sang istri dan calon anaknya. Pak kiwi benar-benar suami yang setia.
Teman-teman sekalian, dari cerita kiwi di atas dapat di simpulkan bahwa dalam setiap hubungan memerlukan kesetiaan dan kepercayaan. Bagaimana kita dapat saling menguatkan, mengasihi disaat keadaan hubungan itu sedang suka maupun duka.
ibu kiwi dan bapak kiwi sangat kompak dan saling membantu dalam tugas mereka. Mereka tidak pernah lengah walau keadaan mereka sangat lemah. Mereka saling memberi kepercayaan satu sama lain. Mereka bisa saling setia dengan mengisi kekurangan satu sama lain.
Teman-teman...
Cerita di atas bisa menjadi sebuah pelajaran untuk kita semua. Cerita tentang kiwi itu fakta lho... hehehe
Itu patut di contoh untuk kehidupan rumah tangga kita nantinya. Bagaimana istri dengan suami saling setia di saat suka maupun duka. Dan menjadi contoh suami yang teladan serta istri yang sholihah. Begitu bahagianya jika nanti kita seperti itu.
Oleh karena itu... mulai dari sekarang kita harus melatih diri kita untuk menjadi para calon istri dan suami yang baik. (hehehehe)
Tidak hanya dalam rumah tangga, dalam hubungan petemananpun seperti itu. Tidak akan menyatu bila tidak adak rasa saling percaya dan setia..
0 komentar:
Posting Komentar