Pages

Rabu, 09 November 2011

Surat Cinta Untuk Kaka Aslab

Assalamu’alaikum temen-teman. Sudah lama banget aku ga post artikel, maklum sibuk en males *hehe.

Ini ceritanya syarat untuk ujian praktikum, disuruh buat surat cinta untuk kaka Aslab. Surat cinta ini terinspirasi dari novel yang ku baca, judulnya Menggenggam Impian. Terlalu puitis jadi malu. *gayanya :)

Selamat menikmati.. ^^

Untukmu

Yang ku tunggu

Di sudut rasa sepi..

M. Fauzi

Ketika rindu menjadi api yang membakar..

Dear fauzi.., sepertinya angin telah bosan aku titipi salam. Sepertinya, bintang telah enggan menemani malam-malamku. Rembulan pun begitu, dia memilih berdiam diri di balik awan kelabu. Ketika rindu menjadi api yang membakar.., aku terdiam untuk kesekian kalinya.

Batas senja ujung barat merona merah setiap sore. Aku menatapnya dengan tajam berharap selalu kamu yang menemaniku. Salam hangat sehangat mentari pagi yang membangunkanmu dari mimpi. Dan kau tak akan pergi.

Disaat aku berdiri di tengah gelombang yang mencekam, masalah bertubi-tubi membebaniku, aku sangat takut. Namun ada kamu dengan senyum tulus itu. Senyum yang kamu pinjam dari Arjuna, memukau dan selalu menggetarkan hatiku setiap aku mengingatnya. Aku juga sangat takut, ketika gelombang itu semakin besar, melebihi Laut Selatan yang mengamuk. Dan tak ada seorangpun yang menguatkanku.

Dear Fauzi.., dari ujung sepi terbatas embun pagi, aku melantunkan nyanyian rindu. Rindu terpupuk air mata sepi. Dan ketika rindu menjadi api yang membakar.. kusebut namamu untuk kesekian kalinya.

Kaulah penyemangatku..

0 komentar:

Posting Komentar